Musik tentunya salah satu media yang dapat menghilangkan rasa stress. Tetapi tdak demikian yang dirasakan oleh mahasiswa Universitas Tarumanagara (Untar). Kantin yang berada di samping kampus yang biasanya dikunjungi untuk melepas rasa lapar dan dahaga mereka, dijadikan ladang mata pencaharian bagi beberapa pengamen. Memang bagi kalangan pengamen seperti mereka, hal ini dapat menguntungkannya. Tetapi bagi para mahasiswa yang sedang asyik makan kadang merasa terganggu oleh kedatangan mereka. Di tengah suasana siang yang sangat panas,kita harus mendengar suara beberapa pengamen yang kurang enak untuk didengar. Mungkin bagi beberapa pengamen beranggapan untuk menjadi pengamen tidaklah harus mempunyai suara yang bagus. Banyak juga para mahasiswa yang merasa terganggu dengan keadaan pengamen yang semakin lama semakin bertambah banyak.
Mereka yang seharusnya mendapatkan kenyamanan tetapi kadang merasa kerepotan karena mereka harus menyiapkan banyak uang receh. Jessica, mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi semester 3 yang sedang menyantap makan siangnya juga mengakui sering sekali kedatangan pengamen saat ia sedang berada di tempat makan favoritnya. “Kadang-kadang bisa sampai 2 sampai 3 pengamen yang datang, repot banget pas lagi makan mesti keluarin uang kecil”, ujarnya. Namun demikian tak hanya sisi negatifnya, tetapi sisi positifnya pun dapat dirasakan oleh para mahasiswa. Itu pun yang dikemukakan oleh Nicky, mahasiswa jurusan arsitektur ini merasa sangat terhibur dengan keadaan pengamen. “Kadang mereka juga dapat menghibur kita dengan suaranya yang gak banget buat didengar dan kita juga bisa request lagu yang kita mau”, ujarnya. Selain itu, hal tersebut juga dapat membuka lapangan pekerjaan. Mengingat sulitnya untuk mencari pekerjaan di jaman sekarang ini. Memang segala sesuatunya ada sisi positif dan sisi negatifnya. Itu semua tergantung bagaimana cara kita menyikapinya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar